Setelah
11 jam perjalanan darat dari Jakarta, dan 6 jam dari Jepara saya dan rombongan
dari para pembaca Majalah Liburan sampai di sebuah surga kecil di utara pulau
Jawa, yang orang sebut Kepulauan Karimun Jawa.
Awalnya,
dari kejauhan kami melihat sebuah pulau berbukit, dan berbatu. Begitu mendekat,
barulah terlihat gradasi warna air lautnya. Biru tosca, biru telur asin, dan
pasir putih.
Turun
dari Kapal Muria, kami langsung disambut oleh Alex guide kami nantinya selama
di Karimun Jawa. Diantar langsung oleh supirnya kami menuju penginapan kami
yaitu Roemah Emak, penginapan ini cukup unik selain dari desainnya, berada persis di pinggir pantai.
Day
1 – Menikmati senja di Pantai Nirwana
Tidak
ingin menyia nyiakan kesempatan selama kami berada di Karimun Jawa, selesai
menaruh barang di penginapan, dan makan siang di warung Bu Bambang.Kami
langsung dibawa ke sebuah pantai yang bernama Pantai Nirwana.
Awalnya
Pantai ini merupakan sebuah resort pribadi milik seorang berkebangsaan Jerman.
Yang akhirnya disewakan untuk umum.
Pantai
ini merupakan pantai berbatu, eksotik, dengan barisan pohon kelapa di sisi
kanan sebuah resort yang terletak disana.
Kami
sempatkan mengambil foto disana, dan pantai ini lebih cocok untuk menikmati
sunrise daripada sunset.
Setelah
puas berkeliling, mengambil foto, kami kembali ke penginapan untuk bersih
bersih. Dilanjutkan dengan makan malam dan ramah tamah dengan sesama peserta.
Salah satu peserta, ada yang kami panggil Opa, itu karena beliau salah satu
peserta paling tua yakni berumur 75 thn. Tapi, rupanya umur bukan batasan untuk
beliau menikmati jalan jalanbeliau ditemani anak dan menantunya di trip ini.
Ada
juga si kembar, yang bernama Raditya dan Aditya awalnya mereka pendiam, tetapi
malam ini terlihat mereka cukup ramah dan bersahabat. Ada pasangan suami istri
yang berasal dari Surabaya, Mas Hendra dan Mbak Ari yang membawa “amunisi
fotography” lengkap, ada Marie si wanita vegetarian yang selama trip harus rela
“kebanyakan” menyantap lauk telur ketimbang daging ikan dikarenakan di Karimun
Jawa memang pasokan sayur mayur dan buah buahan agak sulit. Ada pula pasutri
yang lain yaitu Mas Ode dan Mbak Yola dan satu lagi Pak Budi, yang banyak
bercerita mengenai hobinya beliau traveling, dan ternyata ini ke dua kalinya
beliau mengunjungi Karimun Jawa. Harusnya di trip ini Editor In Chief Majalah
Liburan ikut serta dan membagikan pengalamannya seputar penulisan dan dunia
traveling. Tetapi, karena satu dan lain hal beliau akhirnya tidak bisa ikut
trip ini .
Selesai
ramah tamah, kami pun istirahat di kamar penginapan yang sudah disediakan. Dan
bersiap menjelang esok hari yang pastinya bakal terasa lebih lelah dari hari
ini
Day
2 – Pasir putih, Nemo, Schooling Fish,
Island Hopping
Hari
kedua kami setelah sarapan kami diajak untuk menikmati keindahan pulau pulau
yang terletak disekitar Kepulauan Karimun Jawa. Sebut saja, pulau Cemara Besar,
Pulau Menjangan Besar dan pulau pulau lainnya.
Persinggahan
pertama kami yaitu Pulau Cemara Besar. Disini kami diajak untuk bersnorkling menikmati
keindahan bawah laut Karimun Jawa. Kepulauan Karimun Jawa memang termasuk ke
dalam salah satu Taman Laut Nasional Indonesia.
Dan
gelar itu sebanding dengan apa yang kami lihat dibawah laut Pulau Cemara Besar.
Ikan badut / Clownfish bersembunyi di balik anemon yang merupakan rumah mereka.
Belum lagi dengan terumbu karang yang berwarna warni.
Puas
bersnorkling, kami pun pindah lokasi menuju Pulau Menjangan Besar yang terletak
tidak jauh dari lokasi kami bersnorkling. Sesampainya disana mata kami disambut
dengan hamparan pasir putih, dan gradsai dari warna air laut yang begitu
jernih.
Tidak
ada dermaga disana, jadi untuk menuju pulau tersebut,kami harus turun di
pantainya dan berjalan menuju pulau tersebut. Tidak lupa kami menggunakan
sandal untuk menghindari kami menginjak Ikan Lepu yang biasanya bersembunyi
dibawah pasir.
Disini
kami menghabiskan waktu sambil menunggu waktunya makan siang yang sedang
disiapkan oleh para guide kami. Pasti tahu dong apa yang kami lakukan sembari
menunggu, ya tepat sekali … foto foto. Di setiap sudut dari pulau ini, begitu cocok
menjadi objek kamera kami yang sengaja sudah disiapkan. Terlebih dengan Mas
Hendra, yang rela membawa kamera EOS 50D nya dengan tele super besar dan berat
tentu saja. Dan beruntungnya, kali ini kami yang menjadi incaran kameranya.
Tak
lupa di pulau ini pula kami mengabadikan foto kami beramai ramai sambil
memegang spanduk yang sudah dibawa sebelumnya, dan lucunya kami mengajak salah
seorang bule sebagai model “tambahan” disini.
Makan
siang pun tiba, ikan bakar, sayur, sambal terasa begitu lezat disajikan secara
sederhana diatas sebuah tikar. Menjadi pelengkap yakni pemandangan yang kami
juga nikmati saat kami makan siang, hamparan air laur bergradasi dan pasir
putihnya ditemani semilir angin pantai. Hmm, sempurna kan.
Istirahat
sebentar, perjalanan dilanjutkan ke Pulau Tanjung Gelam untuk hunting sunset
disana.
Tak
salah guide kami memilihkan lokasi ini menjadi lokasi hunting sunset. Saya
sudah membayangkan matahari tenggelam berada di samping kiri pulau dilengkapi
dengan siluet pohon kelapa dan bebatuan disitu.
Dipulau
ini terdapat beberapa warung kecil ala kadarnya yang menyediakan mi instans,
kopi, teh, makanan gorengan. Hampir tiba waktunya, langit mulai memerah dan
ternyata bukan hanya kami yang menunggu saat itu tiba, para peserta lain juga
sudah siap dengan kamera nya masing masing. Nice sunset…
Perlahan
kami meninggalkan pulau tersebut untuk kembali ke penginapan masing masing. Dan
saya memberikan surprise sekaligus amanat dari sang Editor bahwa foto foto dari
para peserta yang paling menarik akan dijadikan cover Majalah Liburan Edisi
Oktober. Tentu saja mereka sangat antusias. So, siapa yang beruntung ?.
Hasilnya bisa dilihat di edisi Oktober ini ya.
Setelah
makan malam, kami berjalan jalan di sekitar penginapan. Kami menemukan sebuah
restoran yang unik yang awalnya kami pikir ini adalah sebuah penginapan
ternyata merupakan sebuah resto. Memiliki arsitektur gaya Jawa kuno, dan barang
barang antik untuk mempercantik isi resto ini, para pengunjung juga ditemani
dengan alunan musik Jazz dan letak resto ini persis berada di pinggir pantai.
Menurut
penuturan Samekto, sang pemilik yang ternyata ayahanda dari Dimi salah seorang
musisi Jazz Indonesia, keseluruhan bangunan ini dibuat dari kayu kayu bekas
yang terdapat di sekitar Kepulauan karimun Jawa. Hobi Pak Samekto mengkoleksi
barang barang antik dan foto foto musis jazz hasil jepretannya sendiri
dituangkan di resto ini .
Menu
yang disajikan mengarah ke menu Eropa tetapi berbudget ringan dikantong, tapi
tidak melupakan taste itu sendiri.
Rombongan
kami memutuskan menghabiskan malam ke dua kami di resto ini.
Day
3 – Kembali snorkeling, pasir putih, kali ini berenang bersama Hiu
Hari
ketiga kami kembali lagi dimulai dengan mengunjungi sekitaran Pulau Cemara
Kecil.
Hampir
sama dengan kebanyakan pulau dan pantai yang kemarin kami singgahi, Cuma disini
kami melihat sepertinya pulau ini merupakan ex resort, jadi lebih tertata
rapih. Terdapat kolam besar berisi ikan Kuwe, dan hiu didalamnya. Satu hal yang
menarik, tanpa disadari ketika kami berfoto foto disini background yang kami
gunakan sama dengan gambar background spanduk promo kami.
Tak
lama kami disini, kami akhirnya snorkeling di sekitaran Pulau Tengah sebelum
akhirnya kami berhenti dan menunggu makan siang di Pulau Sintok. Pulau Sintok
sama dengan pulau lainya, memiliki beberapa warung yang menjual makanan seperti
Rujak khas yang isinya, ada Jambu Mete, Jambu, dan Bengkoang.
Menu
makan siang kami pun tak jauh dari Ikan bakar, dan Marie pun sengaja dibuatkan
telur rebus dan sayur kangkung supaya bisa ikut menikmati makan siang.
Selesai
makan siang, kami dibawa ke Wisma Apung untuk melihat kolam
penangkaran Hiu yang terdapat disana. Ada dua kolam disana, satu kolam berisi
Hiu jenis Black Tip yang sepertinya cenderung lebih kalem dan jinak ketimbang
Hiu yang berada di kolam satunya yang berjenis Black Shark dan ternyata di
kolam itu juga ditemui Trigger Fish, Grey Box Fish, dan beberapa Nemo yang
terlihat menyembul dari anemone yang sengaja disiapkan disana.
Alangkah disayangkan, banyak dari rombongan lain yang
turun dan berebut menyentuh yang menyebabkan hiu hiu kebingungan dan airnya keruh.
Sebuah
pelajaran yang harus diingat disini, bahwa binatang selucu atau sejinak apapun
bisa menyerang manusia. Jadi, dasarnya hiu itu adalah seekor predator tetaplah
dia menjadi seekor predator sekalipun jinak dan bisa disentuh manusia.
Setelah
puas, kami pun kembali ke penginapan dan sebelumnya, kami tergiur ingin
menikmati Kelapa Muda Bakar yang dijual di dekat dermaga tempat kapal explore
kami berlabuh. Ada juga warung yang menyediakan Tongseng Cumi, Baso Cumi, dan
beraneka makanan khas pulau.
Malamnya
kami menghabiskan waktu kami di Karimun Jawa dengan membeli kayu Dewandaru khas
pulau ini yang bisa didapatkan di toko souvenir yang berada di sekitar
penginapan, dan membeli sedikit oleh oleh seperti kerupuk ikan.
Sebelum
tidur kami berkumpul di Gazebo penginapan untuk sharing mengenai trip ini, dan
berencana untuk mengadakan trip kembali. Yang menjadi pembicaranya adalah pak
Budi. Di kesempatan ini pula kami merasa dekat satu sama lain, seperti keluarga
baru saja.
Day
4 –Packing, kembali ke Jakarta
Setelah
3 hari kami berada disini, banyak pengalaman yang bisa diambil. Sambil packing,
kami saling tukar cerita dan masukan ide mengenai trip berikutnya. Termasuk
kami juga berencana untuk mengadakan Kopi Darat untuk bertukar foto di Jakarta. Setelah ini kami berniat sekali
mengunjungi tempat tempat wisata antara lain, ke Pulau Komodo, Pulau Weh,
Derawan. Sebuah surga kecil di Pulau jawa yang sudah berhasil kami temui,
sebuah cerita kembali terangkai dan menjadi sebuah kenangan yang tidak
terlupakan.
Sampai
jumpa di Jakarta
- Posted at Majalah Liburan, 2011 -
- Posted at Majalah Liburan, 2011 -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar